Powered By Blogger

Senin, 11 Januari 2010

CERPEN

Pemuja Rahasiaku Bikin Stress

Satu senyum darimu dapat hadirkan sejuta bahagia untukku karena semangatku tercipta dari senyummu. By Pemuja Rahasiamu.
Lagi-lagi Sila mendapatkan puisi indah dalam secarik kertas yang diselipkan dalam tasnya.
"Orang ini siapa sich? Kurang kerjaan banget nggak capek apa ciptain puisi untuk aku plus bikin aku penasaran melulu" ketus Sila dalam hati.
Setiap malam sebelum tidur dia harus diliputi rasa penasaran akan pemuja rahasianya dan membulatkan tekadnya untuk cari tahu sebelum keburu mati penasaran nggak ke langit nggak ke tanah bergaun putih terkatung-katung di udara, ketawa kayak nenek lampir. Lamunannya yang aneh menutup aktifitasnya untuk hari ini membawanya dalam tidur nyenyak.
Matahari bersinar cerah menemani harinya menuju sekolah. Penampilannya begitu perfect, satu hal yang membuat orang tak bisa lupa ma dia karena memiliki senyum yang maniezt dan wajahnya yang imoet membuat orang yang melihat gemes.
"Non! Ada cerita apalagi yang lo bawa dari rumah? Btw dapat puisi apalagi nich kemarin?" tanya Irva penuh penasaran.
"He'e nich aku dapat puisi lagi kemarin tapi aku dah mau cari tahu tu puisi dari siapa. Mau bantuin nggak?"
"Iyupz gw ikut bantuin. Siapa tau aja pemuja rahasia lo itu penunggu kelas ini!" cerocos Irva sambil cekikikan sendiri.
"Kamu itu mau bantuin atau cuma mau ngejek aja. Nggak lucu kalie dapat pemuja rahasia yang ternyata hantu kesasar nggak tahu mana pintu akherat mana pintu kelas" balas Sila yang cerewetnya minta ampun.
Sepanjang hari Sila cuma mengawasi tasnya dari kejauhan siapa tahu bisa ketemu ma si pemuja rahasia. Tiba-tiba Sila dan Irva kaget ketika melihat cleaning servis sekolahnya yang udah tua tapi sok ganteng itu menghampiri tas Sila dan menaruh secarik kertas. Melihat hal itu Irva tak dapat menahan tawa lagi sebaliknya Sila memasang muka yang paling masam yang pernah dilihat Irva dan hanya menambah cekikikan sahabatnya itu. Mereka berdua pun segera ke kantin.
"Gw salut ma lo Sil aki-aki aja kLEPek-kelepek ma lo!" ejek Irva.
"Udah dech nggak usah bahas masalah itu. Padahal aku kira yang nulis tu puisi Gabriel kek si jago basket yang jadi pujaan siswi-siswi di sekolah ini atau nggak si Randi ketua osis yang super keren eh malah dapat aki-aki"
Setelah menghabiskan makanan yang mereka pesan, mereka segera ke kelas untuk membaca puisi yang ada dalam tas Sila.
Senandung malam ini sangat menyenangkan. Lantunan musik mengiringi hari, pengganti sang kasih menanti hari indah menggapai semua mimpi. Ku pandangi langit malam menatap bintang namun hanya senyum diwajahmu yang membuat malam ini kan terus indah. Terima kasih telah memikirkanku tiap malam. By Pemuja Rahasiamu
Rasa kesal dihati Sila semakin menjadi-jadi. Yang ada dipikirannya sejuta makian untuk si aki-aki.
"Ir ntar temani aku nemuin tu aki-aki."
"Namanya Mang Darmo, Sil."
"Mo siapa kek namanya yang jelas ntar aku mau maki-maki dia."
Bel sekolah berbunyi menandakan usai sudah pelajaran untuk hari ini. Sila dan Irva segera menemui Mang Darmo sebelum dia pulang.
"Mang Darmo apa-apaan sih pakai acara ngasih aku puisi-puisi cinta?! Nggak liat umur banget"
"Non ini kenapa? Mang Darmo kagak pernah atuh neng kirim puisi buat neng Sila, kan dah ada anak bininya Mang Darmo."
"Trus ngapain Mang Darmo naruh sesuatu di tasnya aku?"
"Ooo...Yang itu toh, itu bukan dari Mang Darmo!" tiba-tiba ada suara nyerocos dari belakang.
Kaget bukan kepalang ternyata yang bicara itu Gabriel si jago basket sekolah yang juga salah satu pujaan Sila.
"Gabriel..! Sejak kapan disitu?"
"Dari tadi dengerin nona cantik ngomel-ngomel."
Pipi Sila langsung memerah dapat pujian dari cowok terpopuler.
"Ko' bengong Sil?"
"ah...Nggak..Yang naroh puisi itu kamu yach?"
"Iii... Jangan GR dulu, bukan aku kali yang buatin kamu puisi!"
Sila nampak kecewa padahal dah terlanjur senang.
"Mungkin belum saatnya kamu untuk tahu Pemuja Rahasia kamu itu siapa!"
Makin penasaran aja Sila sejak kejadian sepulang sekolah tadi. Sampai di rumah dia hanya mengurung diri di kamar menebak-nebak siapa pemuja rahasianya itu. Tiba-tiba ibunya memanggil.
"Sil ada kiriman bunga untuk kamu! Ibu taruh di kamar kamu."
"Dimana Ma? Silanya nggak liat."
"Ada di meja belajar kamu."
"Iya ma dah ketemu."
Dengan perasaan deg-degan Sila membuka pesan yang ada dalam amplop bunga tersebut.
Aku rasa sudah saatnya kamu tahu aku siapa sebelum kamu nuduh orang lagi. Aku tunggu kamu di taman jam 5.00 sore dan aku ha harap kamu nggak kecewa setelah ngeliat aku. Harus datang yach!
Ternyata ibunya telat memberi tahu Sila skrang dah hampir jam 5, dia pun segera bersiap-siap untuk ketemu si pemuja rahasianya itu.
Dari tadi Sila mencari-cari orang yang menurutnya adalah si pemuja rahasianya tapi tak ada satupun yang nyamperin.
Sila tersentak kaget ketika ada yang menepuk bahunya dari belakang.
"Hey Sil! Dah lama nunggu yach?"
"Ka...Kamu yah yang selalu ngirimin aku puisi?"
"Iya ni aku, si pemuja rahasiamu."
Sila kagum dengan sosok cute di depannya itu, melebihi Gabriel dan Randi. Sila tersadar trus dari mana org ini bisa tahu ma dia apalagi semenjak sekolah dia belum pernah ngeliat orang ini.
"Btw kita pernah ketemu dimana? Secara kayaknya kita nggak satu sekolahan trus bisa nebak seluruh kegiatan aku."
"Kamu emang nggak pernah liat aku secara cuma sore ini aku bisa nampakin diri"
"Maksud kamu??"
Sila melongo mendengar jawaban dari si pemujanya itu dan lebih herannya lagi ketika dia menatap org yang di depannya itu, kakinya ngamban nggak nyentuh tanah.
"Ha...Ha..Hantu!!!!"
Bruuuuk.... Tubuh Sila jatuh dari ranjangnya.
"Aduh...Sakit!!" keluh Sila sambil memegang bokongnya yang sakit.
"Huff.. Cuma mimpi..Aaaa...Telat..!!"

http://cerpen.net/cerpen-lucu/ - 21k -

Tidak ada komentar:

Posting Komentar