Dalam dunia perminyakan, pekerjaan workover (kerja ulang) adalah hal yang umum dilakukan selama rentang hidup suatu sumur HC. Tujuan utama workover adalah untuk menjaga integritas sumur, melakukan intervensi bawah permukaan sumur dan menjaga kelangsungan produksi dari sumur tersebut. Saat ini didunia perminyakan terdapat empat jenis unit intervensi sumur (well intervention unit)/unit workover ringan (light workover), yaitu slickline unit, electricline unit, snubbing unit dan coiled tubing unit.
Electricline merupakan salah satu unit light workover yang paling banyak digunakan di industry perminyakan. Electricline digunakan untuk pekerjaan perforasi, fishing, logging, dan pemasangan plug mekanis. Peralatan permukaan pada electricline unit terdiri atas powerpack, control cabin, hydraulic control modul dan grease injector, dan PCE (pressure control equipment).
Powerpack merupakan unit pembangkit tenaga yang menggunakan mesin diesel yang terhubung dengan pompa hidrolik. Tenaga hidrolik yang dihasilkan kemudian disalurkan ke control cabin melalui koneksi mekanis atau hidrolis untuk menggerakkan winch unit. Desain powerpack harus sesuai dengan standar API Spec 7B-11C.
Control cabin merupakan tempat untuk memonitor aktivitas yang dilakukan toolstring selama pekerjaan workover berlangsung. Control cabin dilengkapi dengan winch unit dan wire drum. Winch berfungsi menarik/mengulur kabel agar toolstring dapat bergerak didalam sumur, selain itu winch digunakan untuk merekayasa/memanipulasi gerak toolstring (misal jar down atau jar up) untuk mengaktivasikan peralatan bawah permukaan.
Slickline
Hydraulic control modul dan grease injector digunakan untuk mengoperasikan PCE dan sebagai pengontrol injeksi grease ke PCE. Alat ini memiliki rating pressure tertentu yang dapat disesuaikan dengan kondisi sumur. Control modul mentransmisikan tenaga hidrolik ke PCE untuk mengaktifkan/menonaktifkannya.
PCE terdiri atas line wiper, stuffing box, flow tube, turn around sheave (TAS), tool catcher dan ball check valve, tool trap dan wireline BOP. Alat-alat tersebut dirangkai menjadi satu dan bekerja secara terintegrasi untuk mengontrol tekanan sumur selama pekerjaan workover berlangsung. Hal ini sangat krusial karena adanya kabel electricline sebagai media kerja yang terus bergerak dinamis dari permukaan masuk ke dalam sumur sehingga riskan terjadi kebocoran tekanan melalui sela-sela badan kabel.
Line wiper berfungsi menyeka sisa-sisa grease dan fluida sumur dari badan kabel. Hal ini untuk mereduksi kontaminasi senyawa-senyawa dari fluida sumur yang dapat menurunkan kualitas kabel dan menjaga wire drum dan area kerja tetap bersih dan tidak slip akibat dari sisa-sisa grease. Stuffing box memberikan penyekatan disekeliling kabel terhadap tekanan sumur melalui aplikasi plunger yang diaktivasi oleh tenaga hidrolik.
Flow tube berfungsi memberikan penyekatan tekanan sumur disekeliling kabel dalam kondisi dinamis dengan menginjeksikan grease kental disekeliling badan kabel (grease sealing). Fungsi ini berkat injeksi grease bertekanan dari control modul kedalam stuffing box secara kontinyu dengan suatu perhitungan tertentu. TAS berfungsi mereduksi panjang PCE serta mereduksi beban axial kabel. Tool catcher berfungsi menahan hantaman toolstring saat toolstring ditarik keatas keluar dari sumur. Dan jika kabel putus atau tidak ada kabel didalam PCE, maka ball check valve akan menutup secara otomatis akibat desakan dari tekanan sumur.
Tool trap berfungsi mencegah toolstring jatuh kedalam sumur saat toolstring telah ditarik keatas. Tool trap dilengkapi dengan flapper berbentuk V dengan aktivasi hidrolis. Wireline BOP berfungsi sebagai penyekat tekanan sumur dalam kondisi kabel statis atau tidak ada kabel. BOP ini berbeda dengan BOP drilling dari segi dimensi dan jumlah ramnya. BOP menggantikan fungsi PCE sebagai penahan tekanan sumur saat penggantian PCE (penambahan lubricator), penggantian tool atau perbaikan PCE bila terjadi kebocoran.
www.duniamigas.com
Rabu, 06 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar